Terharu Menikmati Sunrise dari Atas Puncak Bukit Pulau Pasumpahan Padang, Sumatera Barat

Petualangan mencari matahari yang hilang di atas puncak bukit pulau pasumpahan padang, sumatera barat.
Jundi Alfaruqi
Pemandangan alam di atas puncak bukit pulau pasumpahan padang sumatera barat

Air Mata dari Langit Pulau Pasumpahan


Siang itu matahari tiba-tiba menghilang…

…ntah kemana perginya, seolah matahari habis cekcok dengan bumi dan tak ingin bertegur sapa dengan kami…

…langit pun terlihat bersedih seolah matahari tak ingin menemaninya siang itu…

Tak lama kemudian akhirnya langit pun menangis hingga membasahi bumi.

Meskipun begitu saya dan 7 orang teman saya tetap melanjutkan perjalanan…

…start dari masjid raya sumbar untuk menuju pulau pasumpahan padang, Sumatera barat.

Kami di pandu oleh seorang tour guide…

…namanya octa, namanya keren seperti nama bulan "octaber" (hehe)…

Selama kurang lebih 4 jam perjalanan, akhirnya kami pun tiba di kampung sungai pisang tempat kami akan menitipkan mobil dan menyeberang ke pulau pasumpahan nantinya.

Jalan menuju tempat ini cukup ekstrim, jalan kecil belum ber-aspal di tambah penurunan dan tanjakan semakin melengkapi ekstrimnya medan menuju lokasi.

Sepanjang perjalanan, radio mobil terus bernyanyi tidak perduli derasnya air mata sang langit yang terus bercucuran membasahi jalan dan pepohonan.

Saya sempat merasa sedih dan bercampur cemas melihat keadaan cuaca yang tampak tak bersahabat ini…

Apalagi malam itu kami rencananya akan berkemah di tepi pantai pulau pasumpahan. Berkumpul, bercerita, melingkari hangatnya api unggun sambil menikmati secangkir kopi panas di tepi pulau.

Melihat keadaan ini, kata teman saya “Sudah, kita berdoa saja semoga hujannya cepat berhenti”…

…Lalu semua serentak menjawab “amiiiin…”.

Kami sampai di kampong sungai pisang sekitar pukul 6 sore …

…saat itu hari sudah mulai gelap dan langit yang sedang bersedih itupun tampaknya ingin beristirahat dan menutup matanya yang lelah karena menangis sepanjang hari.

Waktu magrib pun tiba dan suara azan berkumandang, kami putuskan untuk menyebrang pulau selepas azan magrib.

Sambil menunggu magrib usai, kami disuguhkan nikmatnya teh hangat dari seorang warga pemilik rumah tempat kami singgah dan menitipkan mobil selama kami di pulau nantinya.


Menikmati teh hangat di tengah gerimis sebelum nyebrang ke pasumpuahan island


…Sepertinya pemilik rumah ini sodaranya octa yang mungkin bekerja sama dengan tim dari penyedia paket tour wisata kami ini.

Magrib pun usai dan kami sudah tak sabar ingin cepat-cepat nyebrang ke pulau pasumpahan…

…semua peralatan yang kami butuhkan selama di pulau tak lupa kami persiapkan, tenda, makanan, minuman, pakaian, pelampung, dan tak ketinggalan gitar juga ikut dibawa.

Hari sudah tidak hujan lagi tapi masih gerimis kecil-kecilan, tampaknya langit belum berhenti bersedih hari ini.

Kami berjalan menuju pantai kampung sungai pisang yang jaraknya tidak jauh dari rumah singgah tadi untuk menyebrang ke pulau pasumpahan menggunakan perahu motor milik nelayan disini.

Satu persatu barang di naikkan ke atas perahu dan tak lupa kami pun mengenakan rompi pelampung yang telah disediakan.

Dengan membaca basmalah, kami pun berangkat menuju pulau pasumpahan…

Pasumpahan…, kami datang……

Bulan dan Bintang

Lebih kurang 15 menit perjalanan…

…akhirnya kami pun sampai di pulau pasumpahan padang sumatera barat.

Jarak dari kampong sungai pisang menuju pasumpahan ini dekat yakni kira-kira lebih kurang sekitar 1,1Km…

Sayangnya kami tak dapat menikmati pemandangan laut biru karena langit telah menutup matanya…

…walaupun begitu, kami tetap bisa merasakan segar dan sejuknya angin malam itu di atas perahu menuju pulau.

Setelas sampai, semua barang di turunkan dan akhirnya kaki saya berhasil menginjak tanah pulau pasumpahan ini… (gembira)

…namun lagi-lagi kami belum dapat menikmati pemandangan disekitar karena udah gelap.

Disini masih gerimis, kami pun segera mencari lokasi untuk mendirikan tenda dan akhirnya ketemu
lokasi disisi sebelah kiri pulau.

Saat itu, semua sudah mulai lapar namun belum bisa makan karena kami masih harus memasang tenda terlebih dulu, setidaknya untuk meletakkan barang-barang bawaan.

Ya walaupun tugas memasang tenda adalah tugas tour guide, tapi rasanya terlalu kejam membiarkan dia sendiri yg mengerjakannya.

Oke, tenda sudah jadi, saatnya makaaaaannn...

Makannya nasi ramas, nasi padang, sambal randang…(hehe)

…Nasi ramas ini kami beli sendiri dari luar pulau saat perjalanan tadi.

Beralaskan tikar dan kardus, kami pun makan dengan lahap sambil ditemani merdunya desiran ombak di laut yang bernyanyi dan segarnya angin yang berhembus.

Tak butuh waktu lama untuk mengahabiskan nasi ramas ini karena sudah pada kelaparan semuanya.

sepertinya langit sudah berhenti menangis…

…ternyata di atas sana bulan bersinar dengan cerah, dan bintang-bintang ramai berkumpul seolah mereka datang untuk menghibur sang langit yang bersedih  seharian karena kehilangan mataharinya…

Malam ini terlihat sangat indah, langit bercahaya ditemani bulan bintang dan suara ombak air laut yang menyisir pasir pantai.

Ditemani kopi panas, kami berkumpul, bercerita, tersenyum, tertawa…

…disana ada api unggun yang menghangatkan dinginnya malam ini, rasanya sungguh nikmat.

Kami pun memutuskan tidak tidur sampai pagi…

…dan siapa yang ketahuan tidur, bakal dicoret mukanya pakai sepidol yang sudah disiapkan sejak awal.

Waktu sudah menunjukan pukul 11.00 malam…

Untuk mengisi waktu…

…kami bermain game warewolf dengan kartu yang dibuat dari kertas karton bekas dan diberi label warewolf, penjaga, rakyat biasa, penerawang, de el el.

Jika anda ingin berkemah disini, jangan lupa bawa Autan dan obat nyamuk karena disini nyamuknya banyak dan gede-gede banget.

Waktu sudah menunjukkan pukul 05.00 pagi, suara riuh ombak semakin keras terdengar dan angi semakin kencang berhembus.

Saya duduk sendirian di atas sebuah kayu menghadap arah laut untuk menunggu datangnya pagi.

Pukul 6 lewat akhirnya pagi pun telah tiba, dan semua yg belum bisa saya lihat akhirnya terlihat pagi ini.


Pemandangan pantai pasir putih pulau pasumpahan di pagi hari

Pemandangan disini sungguh luar biasa…

…di depan saya ada sebuah pulau terbentuk seperti bukit yang diselimuti oleh dedauanan yang hijau.

Diantara pulau pasumpahan dengan pulau tersebut terbentang air laut yang biru dengan pasir pantai yang putih.

Terumbu karang terlihat jelas di dalam air yang jernih…

Lagi-lagi saya merasa takjub dengan ciptaan tuhan yang luar biasa ini, dan beberapa kali saya berucap di dalam hati saya.

Saya tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata indahnya pemandangan di pulau pasumpahan pagi hari ini…


Selfie sebelum mendaki bukit pasumpahan


Tes Kamera sebelum ke puncak


Tes selfie lagi sebelum ke puncak

Matahari yang Hilang Itu Telah Kembali


Sekitar pukul stengah 7 pagi, semua bersiap untuk mendaki puncak bukit pasumpahan…

Hari ini hari sabtu, saat itu suasana di pulau tidak ramai pengunjung bahkan masih banyak tempat yang kosong.

Oke…

kamera sudah dipersiapkan, saatnya kita taklukkan bukit pasumpuhan..

Saya terpaksa pakai masker karena hidung saya sangat sensitif dengan udara dingin. Meskipun begitu, saya paling suka dengan hujan.

Kami menuju tempat pendakian, melihat kondisi ke atas tampaknya cukup ekstrim karena tanahnya basah.

Tapi demi melihat sunrise kami tetap melakukan pendakian.

Jalan setapak dengan bebatuan dan tanah, kami mendaki dibantu dengan tali yang menjulur dari atas kebawah..

…kami mendaki pelan-pelan dan sangat berhati-hati terkhusus untuk 2 orang cewek.

Samping kiri dan kanan hanya terdapat semak belukar dan pohon-pohon yang basah karena embun pagi.

Pendakian pertama berhasil kami lakukan dan kami telah tiba di tempat yang datar..

Selfie sebelum menuju pucak teratas bukit pasumpahan


…pemandangan yang luar biasa sudah mulai terlihat dari sini, tapi surga yang sesungguhnya masih jauh dan rintangannya pun lebih besar lagi.

Kami pun meneruskan perjuangan ini demi mencari matahari yang hilang kemaren hari.

Jalan menunuju puncak sangat terjal, jalan ini jalan setapak yang telah dibentuk menjadi seperti tangga-tangga dengan sebuah tali di sebalah kanan untuk berpegangan.

Karena basah, tanah menjadi licin dan kami harus sangat berhati-hati.

Setelah perjuangan mendaki bukit yang curam dan licin, akhirnya kami tiba di atas puncak bukit pulau pasumpahan…

Angin langsung menyambut kedatangan kami dengan ramah, dan pemandangan yang luar biasa indahnya dari atas sini…

Semua perih dan lelah kami mendaki tadi telah terbayar dengan panorama indahnya pemandangan dari atas bukit.

Dari atas kita bisa melihat langit biru, di sekitarnya pulau-pulau penjaga laut biru terhampar begitu hijau sungguh indah…

…terumbu karang di bibir pantai pun terlihat dari atas sini.

Saya tak sanggup berkata-kata lagi, yang pasti jika kalian belum kesini, maka kalian wajib datang kesini.

Pukul sudah mendekati angka 7 pagi, ini adalah saat-saat yang kami tunggu, melihat matahari terbit dari atas bukit…

…Mencari matahari yang hilang.

Akhirnya waktu itu telah tiba…

…sang mentari muncul di hadapan kami menunjukkan dirinya sebagai ciptaan tuhan yang luar biasa gagahnya.

Matahari itu tersenyum dengan cahaya hangatnya yang menyapa kami disini, mumbuat langit begitu terlihat cerah dan bahagia…

Semua terharu…

Matahari yang hilang itu telah kembali disini, menemani langit yang cerah sepanjang hari…


Saat matahari menampakkan dirinya, menyapa dengan kehangatan, bersiap untuk hari yang cerah


Kenang-kenangan






Komentar
Untuk menambahkan gambar:
[image] image_url [/image]

Untuk menambahkan blok kode:
[code] your_code [/code]

Untuk menambahkan kutipan:
[quote] your_quote [/quote]

Untuk menambahkan tautan:
[link] your_link_text | link_url [/link]